KS, RAMALLAH – Sebanyak enam orang tahanan yang merupakan warga sipil Palestina di Israel melanjutkan aksi mogok makan sebagai protes atas kebijakan penahanan administratif yang diberlakukan oleh pihak zionis Israel.
Menurut laporan salah satu LSM Palestina yang konsentrasi bergerak dibidang pendampingan urusan tahanan, Minggu (19/9/2021) kemarin waktu setempat, menyatakan mogok makan itu merupakan kelanjutan aksi sebelumnya dimana mereka menantang atas apa yang dilakukan oleh pihak Israel.
BACA JUGA : Tingkatkan Kerjasama Dubes RI untuk Uganda Temui Presiden Yoweri Museveni
BACA JUGA : Momen 10 Tahun KIFC, Perkuat Kerja Sama Indonesia – Republik Korea
Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tahanan yang paling lama mogok, Kayed al-Fasfous, memulai aksinya sejak 67 hari lalu.
Kebijakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang Israel untuk memperpanjang penangkapan seorang tahanan tanpa tuduhan, setelah berakhirnya hukuman untuk jangka waktu enam bulan.
BACA JUGA : Dubes Palestin Sambut Baik Rencana Pembukaan Cabang INH di Tepi Barat
Dari data yang dihimpun dari berbagai sumber, saat ini ada sekitar 4.850 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, termasuk 40 wanita, 225 anak-anak, dan 40 tahanan administratif, menurut lembaga yang peduli dengan urusan tahanan. (red)