KS, JAKARTA – Pemerintah mulai mempersiapkan proses transisi dari pandemi ke endemi. Langkah ini dilakukan lantaran Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat, sehingga masyarakat akan hidup berdampingan dengan virus corona.
Pada masa peralihan ini, pemerintah didorong melakukan perbaikan sistem kesehatan di Tanah Air. Berkaca pada saat lonjakan kasus Covid-19 pada Juni hingga Juli 2021 lalu, sistem kesehatan di Indonesia kewalahan atau kolaps menghadapi kenyataan wabah tersebut.
“Peralihan dari pandemi menjadi endemi berkonsekuensi pada kesiapsiagaan pemerintah untuk melakukan transformasi. Pengalaman menghadapi tsunami pandemi sekira bulan Juni-Juli lalu membuktikan sistem dan kapasitas layanan kesehatan kita kewalahan,” kata Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani melalui pesan singkat, Senin (20/9/2021).
Sebelum menetapkan pandemi menjadi endemi, Netty berpendapat pemerintah wajib menyiapkan sarana dan prasarana (sarpras) fasilitas kesehatan dengan sangat baik, mulai dari anggaran, ketersediaan tenaga kesehatan, petugas laboratorium, ketersediaan obat, alat kesehatan, oksigen, hingga perbaikan sistem rujukan.
“Jadi, sebelum menetapkan endemi, pemerintah harus menyiapkan sarana prasarana faskes, SDM tenaga kesehatan (nakes), apoteker, petugas lab, ketersediaan obat, alat kesehatan (alkes), oksigen, perbaikan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), rujukan, dukungan anggaran, dan kemampuan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) melakukan upaya promotif dan preventif,” kata legislator PKS itu.
Untuk diketahui, persiapan transisi dari pandemi ke endemi ini telah disampaikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. “Kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi dan juga mulai belajar hidup bersama dengan Covid,” ujar Presiden usai meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 di SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat, 10 September 2021 seperti dikutip dari situs presidenri.go.id. (int/red)