KS, MOGADISHU, SOMALIA – Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Somalia, Mohamad Hery Saripudin kembali melakukan lawatan untuk menyampaikan surat kepercayaan (letter of credentials) kepada Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed, di komplek istana kepresidenan Somalia di Mogadishu, Selasa (21/9/2021) kemarin waktu setempat.
Dalam penyampaian surat-surat itu, Dubes Hery mengatakan jika Indonesia dan Somalia perlu meningkatkan hubungan bilateral.
Penyerahan surat kepercayaan kepada Presiden tersebut merupakan agenda utama kunjungan Dubes Hery ke ibu kota negara di kawasan tanduk Afrika tersebut. Dua misi utama yang dilakukan dalam kunjungan adalah meningkatkan hubungan ekonomi dan sosial-budaya antara Indonesia dan Somalia.
BACA JUGA : Tingkatkan Kerjasama Dubes RI untuk Uganda Temui Presiden Yoweri Museveni
Selain penyerahan Surat Kepercayaa, Dubes Hery dan delegasi KBRI Nairobi juga mengadakan serangkaian pertemuan dengan beberapa menteri, pejabat tinggi, para pengusaha, dan alumni Indonesia.
Hubungan bilateral Indonesia – Somalia telah terjalin sejak pembukaan hubungan diplomatik pertama kali pada tahun 1960.
“Hubungan historis ini merupakan modal dasar yang perlu dikapitalisasi untuk kemajuan kedua negara,” ujar Dubes Hery.
Hubungan perdagangan Indonesia-Somalia terus menguat dari tahun ke tahun, Bahkan di tengah menurunnya perdagangan global akibat imbas pandemi Covid-19, angka perdagangan Indonesia-Somalia justru mengalami peningkatan sebesar 14 persen dalam kurun waktu 2019-2020.
“Somalia merupakan mitra dagang yang penting bagi Indonesia di kawasan Afrika Timur,” ujar Dubes Hery saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri Somalia, Khaliif Abdi Omar.
Selain itu, hubungan dagang Indonesia-Somalia selalu pada kondisi neraca yang hampir seluruhnya surplus bagi Indonesia. Sejumlah komoditi ekspor unggulan Indonesia adalah tekstil, produk turunan kelapa sawit, dan produk turunan kertas.
Di Somalia, sarung tenun goyor khas Indonesia merupakan produk yang sangat dikenal dan diminati oleh penduduk setempat. Adapun data statistik ekspor Indonesia yang ada tidak merefleksikan ekspor produk ke Somalia melalui negara ketiga, sehingga tidak mencerminkan nilai keseluruhan ekspor Indonesia ke Somalia.
Untuk meningkatkan hubungan baik yang telah terjalin tersebut, Indonesia saat ini berupaya menginisiasi pembahasan Preferential Tariff Agreement (PTA) dengan pemerintah Somalia untuk menurunkan hambatan perdagangan atas komoditas-komoditas unggulan kedua negara.
Somalia sendiri dikenal sebagai penghasil dan pengekspor hewan ternak berupa sapi, kambing, dan unta, serta merupakan salah satu penyedia daging ternak terbesar ke Arab Saudi pada musim Haji. Selain itu, negara tersebut juga merupakan salah satu pengekspor wijen ke Eropa.
“Kami ingin menjadikan perdagangan RI – Somalia sebagai hubugan yang win-win,” ujar Dubes yang sebelumnya menjabat sebagai Konjen RI Jeddah tersebut.
Hubungan perdagangan yang berjalan baik ini tidak lepas dari peran para warga Somalia alumni perguruan tinggi Indonesia. Saat ini tercatat terdapat lebih dari 20 orang alumni yang tersebar di berbagai wilayah di Somalia.
Berawal dari kebiasaan menggunakan produk-produk Indonesia saat kuliah, sebagian dari para alumni tersebut menjadi importir berbagai kebutuhan dari Indonesia.
Safia Shukri, salah satu alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, misalnya, saat ini memiliki beberapa toko kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari asal Indonesia. Barang-barang yang terkadang sulit ditemui di luar Indonesia, seperti minyak kayu putih dan suplemen herbal menjadi barang favorit yang sering dicari masyarakat di Mogadishu.
“Awalnya susah mengajak orang-orang untuk memakai kayu putih dan suplemen herbal, namun setelah diajarkan dan mereka rasakan khasiatnya, mereka mulai tertarik dan sering membeli,” jelas Safia.
Bermula dari satu toko, usaha Safia saat ini semakin maju. “Alhamdulillah, saat ini saya sudah membuka enam toko,” ujar Safia sambil tersenyum. Safia hanya salah satu contoh alumni Indonesia yang saat ini aktif mengimpor produk Indonesia. Alumni lainnya ada yang mengimpor sarung, indomie, dan barang-barang lainnya.
Melihat pentingnya peran alumni dalam hubungan Indonesia-Somalia, salah satu visi Dubes Hery adalah meningkatkan jumlah mahasiswa Somalia yang meneruskan studi ke Indonesia.
“Tahun ini terdapat tiga mahaswa Somalia yang mendapatkan beasiswa magister dari Indonesia,” jelas Dubes Hery saat pertemuan dengan para alumni.
“Ke depannya, KBRI Nairobi akan bekerja sama dengan universitas-universitas di tanah air untuk memberikan lebih banyak alokasi beasiswa kepada Somalia,” terangnya.
Salah satu hasil konkrit lainnya dari para alumni tersebut adalah keberadaan salah satu alumnus pada kantor keimigrasian Somalia yang menjadi mitra utama KBRI Nairobi dalam pengurusan ABK WNI yang kerap menghadapi berbagai permasalahan di perairan Somalia.
Sebagai negara yang saat ini tengah berupaya bangkit dari sisa-sisa perang saudara, Somalia masih berupaya untuk mendorong pemulihan situasi keamanan.
Namun demikian, situasi di negara tersebut berangsur membaik. Pada tahun 2015, PBB telah menaikkan status Somalia dari yang sebelumnya masuk kategori negara gagal (failed state) menjadi recovering fragile state. (red)