KS, JAKARTA – Ancaman kepunahan populasi kadal raksasa atau komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang menjadi habitat asli binatang purba komodo tidak bisa dibiarkan. Terlebih sebuah lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan komodo spesies kadal endemik di Indonesia sebagai fauna terancam punah (endangered).
Menanggapi hal tersebut, Angelius Wake Kako Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta kepada pemerintah pusat agar mendengarkan masukan dari masyarakat setempat. Pasalnya, pembangunan secara besar-besaran di wilayah tersebut tidak lantas membuat habitat komodo itu menjadi lebih baik.
BACA JUGA : Dampak Perubahan Iklim, Populasi Komodo Terancam Punah
“Ancaman kepunahan komodo memang harus menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” kata Angelius kepada kabarsenator.com, Selasa (7/9/2021)
Menurutnya, pemerintah harus banyak mendengar masukan dari masyarakat sekitar yang sudah sekian lama turun temurun hidup berdampingan dengan komodo sebelum melakukan pembangunan disana, sehingga tidak merusak habitat komodo yang sudah menjadi salah satu situs warisan dunia.
BACA JUGA : DPD RI Bertekad Kuat Lestarikan Warisan Budaya Dan Pariwisata Daerah
“Cuma semua sudah terjadi, pemerintah dengan dalilnya seakan mengabaikan masukan masyarakat dengan menggelar pembangunan yang mengancam habitat komodo,” jelas mantan aktivis PMKRI.
Ia meminya, pihak dan instansi terkait seperti Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menahan rencana-rencana besar yang tidak sesuai dengan habitat asli komodo.
“Untuk apa proyek pembangunan yang pada akhirnya merusak habitat dan membuat kepunahan komodo disana, sebaiknya semua ihak untuk menahan jangan sampai menjadi masalah dikemudian hari,” pintanya.
Sebelumnya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan komodo, spesies kadal endemik di Indonesia, sebagai fauna terancam punah (endangered) dalam kongres yang digelar di Perancis pada akhir pekan lalu.
BACA JUGA : 500 Staf NATO Dievakuasi dari Afghanistan
Menurut IUCN, perubahan iklim yang memicu kenaikan permukaan laut berpotensi mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Spesies komodo sendiri berhabitat asli di sejumlah pulau yang masuk ke dalam area konservasi Taman Nasional Komodo. UNESCO juga telah menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan budaya dunia.
Meski subpopulasi komodo di area konservasi tersebut cenderung terjaga, IUCN menaruh perhatian pada komodo yang berada di luar wilayah konservasi seperti Flores.
“Komodo di luar kawasan lindung di Flores juga terancam kehilangan habitat yang signifikan akibat aktivitas manusia yang terus berlangsung,” tulis IUCN dikutip dari halaman resminya. (nar/red)