KS, JAKARTA – Hujan dengan intensitas tingg yang terjadi sejak Kamis (9/9/2021) menyebabkan air Sungai Pawan di Kabupaten Ketapang meluap. Akibanya, luapan air tersebut merendam wilayah pemukiman warga di Kecamatan Muara Pawan dan Kecamatan Matan Hilir, Kabupaten Ketapang.
Menanggapi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang akan menurunkan bantuan logistik untuk warga yang terdampak banjir tersebut.
“Rencananya hari ini kami akan turunkan bantuan logistik dengan menggunakan Speed Boat bagi warga terdampak banjir di dua kecamatan tersebut,” jelas Yogi, Operator Pusdalops BPBD Kab. Ketapang saat dimintai konfirmasinya melalui pesan singkat.
Adapun bantuan logistik yang akan diberikan sementara adalah beras dan mie instan.
Banjir tersebut dikabarkan merendam 4 Desa di 2 Kecamatan yaitu Desa Sungai Pelang di Kecamatan Matan Hilir, dan Desa Ulak Medang, Desa Tanjung Pasar, Desa Mayak di Kecamatan Muara Pawan.
Laporan BPBD Kab. Ketapang per Jumat (10/9/2021), Sebanyak 1.538 KK atau 5.383 jiwa di Desa Sungai Pelang terdampak banjir tersebut. Selain itu satu sekolah dasar dikabarkan terendam. Tinggi Mata Air (TMA) berkisar antara 43 – 57 cm.
Hingga saat ini, masih terdapat beberapa jalan yang tergenang air. BPBD setempat melaporkan tinggi air diperkirakan masih akan terus naik apabila hujan kembali turun.
“Prakiraan BMKG sore hari ini berpotensi turun hujan. Kami sudah siapkan personil TRC di lapangan apabila terjadi kenaikan tinggi air,” imbuh Yoga
Sementara di Kecamatan Muara Pawan, banjir sudah mulai berangsur surut diketiga desa tersebut. Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Jumat (10/9/2021) total ada 2.749 jiwa ynag terdampak dan 84 unit rumah terendam. TMA saat kejadian berikisar anatara 13 – 130 cm.
Tidak ada laporan warga yang mengungsi akibat fenomena tersebut.
“Sampai saat ini tidak ada laporan warga yang mengungsi baik ke rumah kerabat ataupun fasilitas milik daerah,” tambah Yogi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Provinsi Kalimantan Barat akan memasuki musim hujan pada bulan September hingga November. BNPB menghimbau kepada pemangku kebijakan dan masyarakat untuk melakukan langkah antisipatif terhadap potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat sehingga memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga dengan memantau prakiraan cuaca hingga tingkat kecamatan melalui BMKG atau potensi bahaya maupun risiko di aplikasi inaRISK. (Wid)