Hijrah secara etimologi bermakna meninggalkan, menjauhkan dan berpindah tempat. Secara terminologi, hijrah bermakna meninggalkan yang dibenci dan dilarang Allah Swt dan Rasul Nya menuju yang disukai dan diperintahkan Allah swt dan Rasul Nya.
Secara umum bisa dikatakan bahwa hijrah bermakna melakukan perubahan dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik, di mana kondisi secara lahiriah maupun batiniah harus mengalami peningkatan kualitas dan kuantitasnya.
Mari kita merenung sejenak tentang apa yang terjadi di sekitar kita saat ini, yang sedang menjalani masa ujian pandemi Covid-19 yang kita tidah tahu kapan akan berakhir.
Tahun yang penuh perjuangan, dimana kesabaran dan keteguhan iman kita diuji, yang menentukan kualitas kita di hadapan Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta.
Mari kita tunjukkan kepada generasi kita selanjutnya, bahwa kita dapat menghadapi ujian ini dengan melakukan jihad dalam bentuk ta’awun kepada sesama manusia, bekerjasama dan sama-sama bekerja dalam memutus mata rantai covid-19 ini.
Ikhtiar lahiriah dalam bentuk kepatuhan dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan jangan sampai turun yaitu dengan 6 M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menguruangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan menghindari makan bersama) serta ikhtiar batiniyah berupa memanjatkan doa kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya untuk melindungi dan melenyapkan pandemi dari negeri yang kita cintai ini.
Sebagai seorang muslim, tahun baru kita isi dengan melakukan evaluasi pada hal-hal yang wajib, evaluasi niat ibadah, evaluasi terhadap hal-hal yang dilarang, dan evaluasi atas waktu yang kita gunakan. Untuk itu perlu semangat baru, wawasan dan mentalitas yang baru untuk memperbaikinya.
Selamat Tahun baru Hijriah 1443 H, semoga amalan-amalan kita pada tahun lalu bisa ditingkatkan, diberi kesehatan dan umur panjang untuk melakukan perubahan dalam hidup kita yang fana menuju kehidupan yang abadi.
(Tim Media HBS)