KS, RAMSTEIN – Seorang wanita yang dievakuasi dari Afghanistan telah melahirkan seorang bayi perempuan dalam penerbangan evakuasi. Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengatakan wanita Afghanistan itu melahirkan dalam penerbangan ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.
Personel medis naik ke pesawat setelah mendarat dan bayi dibawa dari ruang kargo pesawat. Baik bayi dan ibu dikatakan dalam kondisi baik di fasilitas medis terdekat.
“Pada satu titik dalam perjalanan, wanita hamil itu mulai mengalami komplikasi,” ungkap pernyataan militer AS.
“Pilot harus menurunkan ketinggian pesawat untuk meningkatkan tekanan udara di pesawat, yang membantu menstabilkan dan menyelamatkan nyawa ibu,” papar pernyataan Angkatan Udara AS.
Ribuan warga Afghanistan masih berada di luar bandara internasional di ibu kota, Kabul, beberapa hari setelah Taliban menguasai kota itu. Mereka menunggu dalam panas terik dan kerumunan orang untuk kesempatan melarikan diri dari negara itu.
Pasukan AS saat ini mengendalikan bandara Kabul. “Sekitar 17.000 orang sejauh ini telah diterbangkan dari lokasi itu oleh militer AS,” ungkap pernyataan Gedung Putih pada Sabtu. Presiden AS Joe Biden telah menetapkan batas waktu 31 Agustus untuk penarikan semua pasukan AS dari negara itu.
Namun, beberapa negara sedang mencari perpanjangan tenggat waktu ini untuk membantu mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang bertugas di lembaga-lembaga Barat dengan aman. Dikhawatirkan mereka menghadapi risiko pembalasan Taliban.
“Mereka ingin mengevakuasi 60.000 orang antara sekarang dan akhir bulan ini,” ungkap kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada kantor berita AFP.
“Secara matematis tidak mungkin,” ujar dia.
Taliban menyalahkan AS atas kekacauan di bandara. “Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya… telah gagal menertibkan bandara,” ungkap pejabat Taliban Amir Khan Mutaqi.
“Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri, tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul,” papar Mutaqi. (int/red)