KS, Banten – Kota yang dikenal dengan kedamaian dan kearifan lokalnya, kini mulai tercoreng oleh maraknya aksi tawuran dan meningkatnya tindak kriminalitas. Fenomena ini bukan hanya sekedar ulah segelintir oknum, tetapi diduga kuat dipicu oleh konsumsi minuman keras (miras) yang kian merajalela di tengah masyarakat.
Pabrik miras yang beroperasi di wilayah Kawasan Industri Modern Halal Valley, Cikande, Serang, Banten, menjadi sorotan utama.
Bahkan Ulama KH.Pahaduddin yang merupakan ulama Banten menganggap ini merupakan darurat sosial yang berdampak buruk bagi generasi penerus bangsa.
“Terkait dengan darurat sosial bahwa ini sangat amat berdampak kesehatan manusia bahkan kejiwan manusia dan secara batiniah ini akan merusak akal dan otak anak-anak bangsa.” Tegas Ustadz KH. Pahaduddin.
Pabrik miras yang memproduksi minuman merk kawa-kawa kehadirannya dinilai telah membawa dampak negatif, terutama bagi generasi muda. Ulama dan tokoh masyarakat pun angkat bicara, menyuarakan keresahan mereka terhadap dampak buruk dari keberadaan pabrik tersebut.
“Al khamru Ummul Khabaits yang artinya khamr minum-minuman keras narkoba dan lain sebagainya itu adalah biangnya atau ibu dari pada segala kejelekan dan segala bentuk kejahata.” Ujar KH. Pahaduddin.
Ajakan ulama ini bukan tanpa alasan. Data dari kepolisian setempat menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kasus kriminalitas yang melibatkan pelaku yang berada di bawah pengaruh alkohol.
Sementara itu, pihak pabrik berdalih bahwa mereka telah memenuhi seluruh ketentuan hukum, namun dampak sosial yang ditimbulkan tak bisa diabaikan begitu saja.
Kini, masyarakat menanti tindakan tegas dari pemerintah dan aparat hukum apakah pabrik ini akan terus beroperasi dengan segala dampak negatifnya, ataukah suara rakyat dan ulama akan didengar demi menjaga keamanan dan ketenteraman di Serang, Banten?
Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, satu hal yang pasti, masyarakat Serang berharap agar kota mereka kembali damai, tanpa ancaman dari minuman keras yang merusak generasi muda dan merongrong ketentraman mereka.