
KS, JAKARTA – Daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN), ditemukan ada data ganda oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Daftar pemilih ganda, ditemukan sekitar 3.238 Johor Bahru Malaysia.
KPU akan menelusuri kembali DPT yang telah ada.
“Yang di Malaysia sedang ditelusuri kurang lebih metodenya juga akan sama dari DPT itu akan ditelusuri kembali, walaupun sebetulnya ketika proses-proses pemutakhiran daftar pemilih sudah ada salah satu tahapan yaitu analisis kegandaan,” kata Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).
Hasyim menuturkan pihaknya telah melakukan analisis kegandaan di tingkat kabupaten, kota, provinsi bahkan luar negeri. Namun, Hasyim menuturkan KPU tidak menutup kemungkinan untuk mengoreksi data pemilih ganda di Pemilu 2024.
“Kalau nyatanya ternyata masih ada kegandaan juga kami tidak menutup diri untuk dilakukan koreksi-koreksi supaya menghindari potensi-potensi digunakannya nama-nama itu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasyim menyebut pihaknya telah menghapus 198 nama ganda yang ada di DPTLN New York. Dia menyebut pencoretan itu dilakukan untuk menghindari adanya kemungkinan digunakan lebih dari satu kali nama pemilih menggunakan hak pilihnya.
“Karena kalau ganda kan artinya yang salah satunya tidak memenuhi syarat dan kemudian dengan begitu surat suara yang dialokasikan atau yang belum digunakan bisa digunakan oleh pemilih yang lain,” tuturnya.
Sebelumnya, Migrant CARE mendatangi Bawaslu RI untuk melaporkan dugaan pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) dan Panitia Penyelenggara Pemilihan Umum Johor Bahru, Malaysia. Migrant CARE menemukan adanya 3.238 pemilih dengan nama ganda terdaftar di Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) Johor Bahru, Malaysia.
“Tim Migrant CARE menemukan sekitar 3.238 nama dengan alamat dan umur yang sama. Artinya, pada DPTLN Johor Bahru PPLN mempublikasikan nama, umur, dan alamat masing-masing warga negara,” kata Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo, di Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis (1/2).
Wahyu mengatakan selain 3.238 nama ganda, pihaknya juga menemukan adanya data ganjil dalam DPT Johor Bahru. Wahyu menilai KPU tidak memiliki satu standar baku bagaimana penetapan data DPTLN di masing-masing kota/negara.
“Terdapat 22 orang dari DPTLN Johor Bahru, Malaysia bertuliskan alamat Indonesia yaitu Sumenep, Jawa Timur. Terdapat 2 orang yang tertulis beralamat Indonesia yaitu Jember, Jawa Timur. Terdapat 19 nama dalam data tertulis beralamat ‘bercuti/rehat/pulang’,” jelasnya. (red/int)