KS, JAKARTA – Pasca gelombang kedua Covid-19 di Indonesia dan terus terjadinya tren penurunan kasus aktif yang diiringi relaksasi berbagai kegiatan, membuat mobilitas masyarakat di banyak daerah mengalami peningkatan signifikan. Memang idealnya pelonggaran kegiatan secara bertahap dilakukan setelah situasi pandemi mulai terkendali, tetapi tetap saja masyarakat harus bijak dalam beraktivitas. Walau potensi penularan sudah turun tetapi Covid-19 masih ada sehingga kita masih harus menahan diri dengan bermobilitas hanya untuk kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, di banyak negara yang kini terjadi lonjakan kasus kembali diawali dengan euforia berlebih terhadap tren penurunan kasus di negara tersebut yang kemudian diikuti dengan pelonggaran berbagai aktivitas. Euforia berlebihan juga disebabkan tingkat vaksinasi di negara tersebut sudah tinggi sehingga protokol Covid-19 yang paling mendasar yaitu memakai masker dan jaga jarak sudah diabaikan. Euforia berlebihan ini membuat masyarakat kehilangan kewaspadaan saat bermobilitas atau saat melakukan kegiatan terutama yang berskala besar.
“Tentunya kita harus belajar dari banyak negara lain yang kini kasusnya naik lagi karena pelonggaran kegiatan tidak disertai peningkatan prokes, terlebih cakupan vaksinasi kita masih belum tinggi. Jangan sampai siklus situasi Covid-19 berulang yaitu mulai terkendali, mobilitas tinggi, kemudian terjadi lonjakan kasus lagi di Indonesia. Situasi pandemi yang sudah cukup baik ini sudah susah payah kita raih, jadi jangan sampai terjadi lonjakan kembali. Tantangan besar di situasi pandemi yang sudah mulai terkendali ini adalah mempertahankan tingkat disiplin prokes masyarakat dan tingkat 3T terutama tes dan tracing. Untuk itu, walau sudah ada pelonggaran, idealnya kita tetap bijak untuk memilih kegiatan-kegiatan penting dan prioritas saja agar bisa tetap sehat dan produktif,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (4/10).
Menurut Fahira, peningkatan mobilitas yang terjadi saat ini harus disertai protokol kesehatan yang ketat untuk menutup peluang terjadi gelombang kasus Covid-19 yang lebih besar. Oleh karena itu, seiring
kenaikan mobilitas, aktivitas dan kegiatan masyarakat, kegiatan tes juga harus ditingkatkan terutama di pusat-pusat keramaian. Peningkatan testing disertai lacak dikala kegiatan masyarakat semakin tinggi penting untuk deteksi awal pencegahan terjadinya perluasan penularan. Dengan testing baik secara acak maupun terencana, jika ada temuan kasus akan bisa langsung ditelusuri dan ditangani dengan baik sehingga pandemi bisa tetap terkendali baik.
“Jadi walaupun sudah ada vaksinasi dan kasus positif mulai landai, belum ada yang bisa menggantikan masker, jaga jarak, dan cuci tangan serta tes, lacak, isolasi sebagai strategi menanggulangi Covid-19 di
manapun di dunia. Artinya semakin pandemi terkendali, kita harus semakin hati-hati dan tidak lengah terutama saat bermobilitas atau berkegiatan,” pungkas Fahira.
Sebagai informasi, berdasarkan pemantauan Pemerintah dan pemantauan secara virtual melalui Facebook Mobility, Community Mobility Report Google, dan Night Light dari NASA ditemukan fakta terjadi peningkatan mobilitas penduduk di saat terjadinya tren penurunan kasus Covid-19 pasca gelombang kedua. (Red)
Bantu Santri Berwirausaha, BAZNAS RI Gelar Boothcamp Santripreneur Kompetisi PSP3 IPB University
KS, Cianjur – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) Institut Pertanian Bogor (IPB) University menggelar pelatihan Boothcamp BAZNAS Santripreneur Kompetisi PSP3…