JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru terus melakukan pendataan warga yang terdampak banjir dan angin kencang yang terjadi di wilayahnya. Tercatat sebanyak 62 unit rumah terdampak atas kejadian ini. Selain terdampak pada rumah, peristiwa ini juga berdampak pada fasilitas umum seperti masjid, kantor dan bangunan Sekolah Dasar (SD) serta beberapa areal persawahan warga juga ikut terendam.
“Banjir yang menggenangi pemukiman penduduk sebanyak 62 unit rumah dan fasilitas umum lainnya,” ujar Hadi Kalaksa BPBD Kabupaten Buru melalui pesan singkat, Rabu (8/9/2021).
Hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Buru pada Selasa (7/9/2021). Sebanyak tiga desa terdampak kejadian ini yakni Desa Namlea yang terletak di Kecamatan Namlea, Desa Pela di Kecamatan Batabyal, dan Desa Waekasar di Kecamatan Weapo. Hujan yang disertai angin kencang juga mengakibatkan beberapa pohon tumbang yang menutup ruas jalan Pilar dan Kompleks SD 1 Namlea.
BPBD Kabupaten Buru segera menerjunkan personil ke lokasi kejadian untuk melakukan pemotongan batang pohon yang menutupi ruas jalan, sehingga dapat dilalui warga sekitar. Upaya pengurangan debit air juga dilakukan dengan menggunakan pompa air untuk dialirkan ke daerah yang lebih rendah.
Hadi menambahkan, kondisi saat ini dilaporkan banjir perlahan mulai surut. Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan bantuan logistik berupa beras dan mie instan bagi warga yang terdampak banjir.
“Banjir mulai perlahan surut saat ini, dan kami memberi bantuan logistik berupa beras dan mie instan kepada korban banjir,” ujar Hadi.
Berdasarkan prakiraaan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati ada pembentukan dua bibit Siklon Tropis yaitu Siklon Tropis Chantu dan Conson. Kedua siklon tropis tersebut dapat menyebabkan potensi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Masyarakat Indonesia diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, khususnya bahaya angin kencang maupun angin puting beliung. Fenomena cuaca ini dapat terjadi saat hujan berlangsung maupun saat pergantian musim. Warga dapat mengakses informasi potensi bahaya pada media informasi dari institusi pemerintah, seperti inaRISK atau pun infoBMKG. (Wid)